Saturday, August 22, 2015

BTPN, The Underrated Bank

Welcome back!

Setelah aga lama ga ngobrolin tentang analisis, akhirnya malam ini saya memutuskan untuk mulai melakukannya lagi (dengan mata berat). Kalau Anda perhatikan postingan beberapa hari yang lalu, di situ saya menampilkan portofolio saham yang saya miliki. Bukan, bukan tujuannya untuk pamer. Maksud saya melakukan itu lebih sebagai sarana evaluasi bagi saya sendiri, juga sebagai pembuktian akuntabilitas. Supaya jangan dikemudian hari ada yang menuding bahwa apa yang saya tulis tidak sesuai dengan portofolio apa yang saya pegang. hehe

Nah kali ini yang saya ingin bahas adalah tentang Bank Tabungan Pembangunan Nasional alias BTPN. Bagi pecinta Blue Chip mungkin saham ini kurang populer, terutama karena faktor likuiditasnya yang lebih seret dibanding BBCA, BBNI, dan BBRI. Namun, emiten yang satu ini menarik perhatian saya karena punya ciri khas yang sangat membedakannya dari bank-bank lainnya, antara lain:

  • Kinerja bank ini meningkat pesat pasca IPO.
  • Punya sejarah panjang, berdiri sejak tahun 1950-an
  • Pernah dikuasai oleh fund manager kelas kakap: TPG Capital. Malah sekarang yang pegang adalah Simitomo Mitsui Banking Corporation, sebuah bank terbesar kedua di Jepang dari segi aset.
  • Fokus usahanya adalah pensiunan dan UKM. Belakangan sektor UKM lebih sering digarap kelihatannya, sementara sektor dana pensiun dibiarkan berjalan seperti biasa. Berbeda dari bank lain yang umumnya banyak bergerak di sektor retail consumer.
  • Dari sejak IPO sampai saat artikel ini ditulis, BTPN tidak pernah membagikan dividen. Alhasil, ekuitasnya meningkat sangat pesat. Namun disaat yang sama, ketiadaan dividen membuat saham ini jarang dapat perhatian publik. Likuiditasnya seret.
Nah, perhatikan data berikut:
Bank BTPN Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Total Aset* Rp34,522,573,000,000 Rp46,651,141,000,000 Rp59,077,911,000,000 Rp69,661,464,000,000 Rp75,014,737,000,000
Ekuitas Rp4,217,291,000,000 Rp5,617,198,000,000 Rp7,733,927,000,000 Rp9,907,865,000,000 Rp11,811,171,000,000
Liabilitas Rp30,305,282,000,000 Rp41,033,943,000,000 Rp50,847,484,000,000 Rp58,450,487,000,000 Rp60,749,900,000,000
Laba bersih Rp836,819,000,000 Rp1,400,063,000,000 Rp1,978,986,000,000 Rp2,131,101,000,000 Rp1,853,022,000,000
EAR 12.22% 12.04% 13.09% 14.22% 15.75%
EER 19.84% 24.92% 25.59% 21.51% 15.69%
ROA 2.42% 3.00% 3.35% 3.06% 2.47%
CAR 23.40% 20.50% 21.50% 23.10% 23.30%
NIM 14.00% 13.00% 13.10% 12.70% 11.40%
NPL 1.10% 0.70% 0.6 0.7 0.70%






Harga saham (21-08-2015) 3,175.00


jumlah saham 5,840,287,257.00


market cap 18,542,912,040,975.00


PER 10.01


PBV 1.57




*Ket: total aset = Ekuitas+Liabilitas+Dana Syirkah
Dana Syirkah tidak dapat dimasukkan kedalam Ekuitas maupun Liabilitas

Dari data diatas dapat dilihat pada tahun 2014, kinerja perusahaan tampak menurun. Namun sebenarnya jika rentang perhitungan kita tarik ke belakang hingga tahun 2008 (perusahaan ini IPO) maka akan tampak bahwa secara garis besar, perusahaan ini terus tumbuh dengan stabil. Mungkin karena kebijakan tidak membagikan dividen, yang mengakibatkan ekuitas perusahaan selalu bertumbuh. Rasio-rasio keuangan/perbankan juga terbilang salah satu yang terbaik di BEI. Perhatikan pula NPL (Non Performing Loan/Kredit Macet) yang hanya 0.7%. Ini tentu sangat rendah (makin rendah makin baik). Bandingkan dengan Bank Mandiri yang NPLnya 2.27%, dan BNI yang pada awal tahun NPLnya 2.2%. BTPN menyamai Bank BCA untuk urusan ini.

Untuk Bank BTPN, saya lebih suka membaca laporan tahunannya ketimbang yang kuartalan, karena kinerja perusahaannya sendiri terbilang stabil. Saya juga menganalisis laporan kuartalannya kok, tapi tidak ditampilkan. Kalau berminat, silahkan analisis sendiri ya, jangan beli kucing dalam karung :)

No comments:

Post a Comment