Monday, August 22, 2016

Short Selling: Membaca Tanda-Tanda Kejatuhan [Saham] Perusahaan

Pada artikel yang lalu saya memposting tentang dasar dasar short selling. Seperti yang sudah saya tulis, artikel ini terinspirasi buku Karya Tom Taulli. Saya sendiri belum pernah melakukan Transaksi Short Sell, namun kali ini tertarik untuk membahasnya.

Dalam suatu kasus kriminal, jaksa harus meyakinkan hakim tentang kesalahan terdakwa melalui logika-logika yang harus benar-benar "tidak bisa diragukan lagi". Misalnya, video rekaman yang benar-benar menampilkan suatu peristiwa kejahatan secara kasat mata.

Namun dalam hal seseorang sebagai short seller, mereka tidak berharap bukti-bukti itu secara gamblang muncul. Alih-alih, mereka berpegang pada "sinyal-sinyal" peringatan, yang mendorong pada kecurigaan kecil yang hanya baru disadari segelintir orang.

Sinyal-sinyal peringatan itu berupa:

  1. Tren Bisnis
    Bisnis yang tumbuh sangat cepat bisa berarti bisnis tersebut hanya didasari pada tren yang kemudian gairah pasar terhadap produk tersebut lenyap atau menurun drastis. Beberapa industri yang rawan dengan tren ini antara lain:
    1. Restoran:
      Ada MCDonald dan Starbucks yang berhasil sukses hingga kini, namun ada ribuan yang tenggelam. Contohnya jaringan restoran Planet Hollywood yang sempet populer, kini tenggelam. Kalau di Jogja, saya lihat outlet "Sambel Layah" juga menunjukkan tanda-tanda yang sama.
    2. Mainan (Setau saya belum ada di Bursa Efek Indonesia).
    3. Teknologi:
      Ini adalah contoh paling mudah. Kemana Nokia? Ericsson? Siemens? Motorola? atau yang paling baru, Blackberry? Semuanya adalah mantan raja teknologi di bidang perangkat mobile, dan semuanya kini keok.
  2. Tidak Ada Lagi Pertumbuhan Tinggi
    Jika pertumbuhan perusahaan tidak bisa memberikan laba tinggi lagi, sementara para investor dan analis masih berpikir bahwa tingkat pertumbuhan tinggi masih berlanjut, maka para short-seller akan sangat menyukai hal ini.
  3. Meningkatnya persaingan
    Tanda-tandanya antara lain:
    -Banyak potongan harga
    -Sengketa hukum melawan para pesaing
    -Permintaan perlindungan pemerintah terhadap para pesaing
    -Pertumbuhan pendapatan dalam beberapa kuartal lebih rendah daripada yang diharapkan.
  4. Model bisnis yang tidak sempurna
    Misal: Perusahaan-perusahaan era  dot-com (akhir 90-an). Mereka gagal menciptakan model bisnis yang berkelanjutan. Sebagian kecil dari yang berhasil menciptakan model bisnis tersebut adalah Paypal.com dan Amazon yang berhasil bertahan hingga sekarang.

  1. Masalah Manajemen
    Sumber-sumber masalah manajemen antara lain:
    1. Kebangkrutan dini (bankrutnya masing-masing pribadi para direksi)
    2. Teguran atau sanksi dari pemerintah
    3. Kurangnya pengalaman dalam industri.
  2. Promosi Berlebihan
    Misalnya:
    -Mempublikasikan berbagai siaran pers setiap harinya
    -Siaran pers tersebut menggunakan kalimat yang hiperbola.
    -CEO lebih sering melakukan wawancara ketimbang menjalankan bisnis.
  3. Skeptisisme Masyakarat
    Cara membaca skeptisisme masyarakat adalah dengan menghubungi pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan aktivitas sehari-hari perusahaan tersebut. Bisa saja konsumen, distributor, atau koran lokal, atau bisa juga Konferensi Industri. Bagaimana produk perusahaan tersebut? Bagaimana pula kompetitornya? Bagaimana cara mereka menanggapi keluhan masyarakat?

Setelah membaca tanda-tanda bahaya diatas, maka langkah selanjutnya adalah menanti peristiwa pemicu short selling, yang bisa di klik di sini.

No comments:

Post a Comment