Tuesday, May 17, 2016

Analisis Saham DAJK (Dwi Aneka Jaya Kemasindo)

Produk-produk yang kemasannya dibuat oleh DAJK,
Pasti Anda sudah familiar kan?
Malam kemarin penulis sibuk browsing Stockbit buat liat-liat saham apa aja yang lagi trending. Nah ternyata salah satunya adalah DAJK (Dwi Aneka Jaya Kemasindo). Tertarik, langsung saya cari-cari info tentang perusahaan ini di internet. Ternyata, produk-produknya sangat familier di mata kita.

DAJK adalah produsen kemasan consumer goods. Hampir tidak mungkin anda tidak pernah melihat produk-produknya. Dari Richeese Nabati, Tango, Dunkin Donuts, Astor, Holland Bakery, dan masih banyak lagi, semuanya pakai kemasan bikinan DAJK.

DAJK didirikan tanggal 5 mei 1997. Hingga saat ini DAJK punya 3 plant/pabrik. Plant 1 ada di Pasir Jaya, Plant 2 di Jatake, dan Plant 3 di Cikupa. Semuanya ada di Tangerang Banten.


DAJK jadi menarik karena pergerakan harga sahamnya yang anjlok dari 770-an pada awal Februari 2015 jadi hanya 97 harganya saat ini. Berarti anjloknya sudah 87% ! Kok bisa?

Saham DAJK sudah mengalami penurunan harga sejak Maret 2015. Penyebabnya apalagi kalau bukan tekanan ekonomi. Beban pokok penjualan Q1 2015 meningkat 32,40% menjadi Rp134,70 miliar dari beban pokok penjualan Q1 2014 yaitu Rp101,74 miliar, dan Beban usaha mengalami kenaikan dari Rp29,43 miliar menjadi Rp42,71 miliar.  Beban-beban itu muncul karena naiknya harga bahan baku. Secara makro memang Indonesia mengalami perlambatan ekonomi di masa itu.

Penderitaan masih berlanjut hingga Q3 2015. Laba bersih masih saja turun 10.3% yaitu 61.07 miliar dari periode yang sama di 2014 sebesar 68.08 Miliar. Yang bikin tambah parah, ada peristiwa besar di akhir tahun 2015....

Kebakaran Plant 3

31 Desember 2015. Harusnya semua orang di perusahaan sudah siap-siap tutup buku. Tanggal segitu kan biasanya akhir dari pencatatan dalam laporan keuangan. Namun tidak untuk DAJK, 31 Desember 2015 justru jadi titik awal kesibukan baru. Malam hari menjelang pergantian tahun, terjadi kebakaran di Plant 3 perusahaan.  Alhasil kerugian disana sini. Perusahaan terpaksa melakukan penghitungan ulang nilai asset.

Belum lagi perkara pembayaran pinjaman dan pajak yang diborong di tahun 2015. Gara-gara tumpukan pembayaran ini, ditambah sepinya order plus lagi kebakaran. Meski pabrik sudah diasuransikan ke Tokio Marine Indonesia, tetap saja bukan perkara gampang mengembalikan produksi ke kondisi normal.

Untuk membangun kembali pabrik yang udah kebakar, DAJK merencanakan Right Issue (atau private placement? belum jelas). Sampai saat ini kabar perkara Right Issue belum mendapat kepastian.


Disclaimer cuy!!
Kesimpulan

Kesimpulannya, meskipun perusahaan ini punya prospek yang baik, karena porsi pasarnya di industri kemasan consumer goods sangat besar, namun untuk beberapa tahun kedepan, sebaiknya kita lupakan dulu. Perusahaan masih bergelut dengan masalah keuangan yang mereka hadapi saat ini. Valuasi juga belum bisa ditentukan murah atau tidaknya saham. Karena Laporan Keuangan DAJK untuk tahun 2015 masih berstatus Disclaimer

2 comments: