Tuesday, September 1, 2015

Strategi Dasar Dalam Berinvestasi: Growth, Value & GARP Investing

Setelah sebelumnya sudah saya jelaskan tentang perbedaan antara trading dan berinvestasi pada postingan yang ini, maka kali ini saya akan mulai fokus pada gaya investasi itu sendiri. Salah satu gaya dalam berinvestasi ini tidak perlu dipegang erat-erat secara fanatik, namun seringkali justru dipadukan untuk menghasilkan profit yang maksimal.

Gaya yang pertama adalah Growth Investing.Growth investing adalah strategi dimana investor mengincar saham yang menurut mereka mempunyai potensi yang tinggi untuk tumbuh terus dalam jangka panjang. Investor yang menggunakan strategi ini harusnya sangat memperhatikan bagaimana cara perusahaan menjalankan usahanya. Misalnya, perusahaan yang mengutamakan pertumbuhan akan lebih sering menggunakan laba yang ia dapat untuk melakukan ekspansi atau akuisisi, ketimbang membagikannya dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. Contoh perusahaan model begini adalah PT. Bank Tabungan Pembangunan Nasional Tbk (BTPN) yang pernah kita bahas beberapa hari yang lalu. 
 Kalau di level perusahaan kelas dunia, mungkin yang paling mewakili perusahaan tipe begini adalah Berkshire Hathaway-nya Warren Buffett.

Gaya yang satunya lagi adalah Value Investing. Strateginya adalah mencari perusahaan yang kinerjanya sebenarnya oke-oke saja tapi harga sahamnya terlalu murah untuk kinerja tersebut. Kalaupun kinerjanya ga bagus-bagus amat, tapi tetap harganya masih terhitung diskonan dan diyakini suatu saat akan naik (ya karena terlalu murah itu tadi). Umumnya value investing lebih mengedepankan keamanan investasi ketimbang pertumbuhan perusahaan (meskipun itu tetap jadi pertimbangan utama). Kadang-kadang perusahaan ini menjadi murah harga sahamnya karena terkena suatu peristiwa tertentu misalnya kebijakan pemerintah, market crash (kayak sekarang ini), ato laporan keuangan kuartalan yang mendadak anjlok. Ketika mencari perusahaan yang cocok untuk strategi value investing ini, para investor biasanya menggunakan perhitungan yang biasa disebut sebagai "Margin Of Safety". Yaitu, ketika pasar menghargai suatu saham terlalu murah dibanding nilai wajar (fair value) perusahaan itu. Contoh perusahaan yang lagi masuk ke tipe ini adalah perusahaan-perusahaan batubara macam KKGI, BUMI dan HRUM yang sudah pernah kita bahas.




Growth Investing Value Investing
Karakteristik Fokus pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba diatas rata-rata. Sahamnya cenderung punya PER yang tinggi karena dijustifikasi oleh pertumbuhannya yang juga tinggi Fokus pada perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba bersih yang (karena kejadian tertentu) lebih rendah daripada rata-rata pasar. Umumnya perusahaan membagikan dividen juga. Harga saham diprediksi meningkat ketika pasar mulai berbalik arah.
Resiko Pertumbuhan belum tentu akan terus terjadi. Bisa saja PER dan rasio penjualan menurun karena suatu peristiwa tertentu. Kemungkinan pasar sebenarnya sudah memberikan harga yang tepat untuk saham tersebut (jadi tidak murah seperti yang diperhitungkan sebelumnya), sehingga tidak akan pernah mencapai nilai intrinsiknya.




GARP, Growth At Reasonable Price

Nah, dari dua cara berinvestasi di atas muncul pengembangannya, yaitu strategi GARP. Strategi ini menggabungkan antara Value investing dan Growth investing. GARP mengedepankan perusahaan yang, berdasarkan data historisnya, sedang bertumbuh, namun dari perhitungan MOS (Margin of Safety) nya ternyata masih dibawah nilai intrinsiknya. Strategi ini banyak dipopulerkan oleh investor kelas kakap dunia, salah satunya Peter Lynch.

No comments:

Post a Comment