Friday, June 16, 2017

Fundamental vs Rumor


Sebagai seorang investor, tentu kita harus membiasakan diri untuk membaca laporan-laporan perusahaan yang tersedia di BEI. Yang paling sering tentu saja Annual report dan Laporan keuangan (sudah jadi satu di annual report). Kebiasaan membaca data-data keuangan inilah yang membedakan antara seorang investor dengan seorang trader. Trader biasanya hanya menggunakan grafik harga serta volume perdagangan sebagai patokan kerja, yang biasa kita sebut analisis teknikal.

Masalahnya sekarang, penilaian atas suatu saham menggunakan data-data keuangan sepertinya mulai salah kaprah. Pokoknya segala sesuatu yang berhubungan dengan 'non-grafik' maka disebut fundamental. Sekedar wawancara dengan manajemen tentang hasil kinerja 3 bulanan saja sudah disebut 'fundamental news'. Perhatikan kiriman dari salah satu broker berikut ini:


Perhatikan judul-judul berita di atas.

Apakah memang berita-berita seperti itu bisa disebut 'fundamental'?

Yang dibahas di situ hanyalah laporan-laporan kuartalan (hasil kinerja selama 3 bulan). Ada juga berita tentang "Perusahaan X AKAN ini itu di bulan Y". Apakah anda sepakat bahwa hal-hal seperti itu yang disebut 'fundamental'?

Bukankah lebih cocok kalau disebut sebagai berita rumor?

Sekarang mari kita balik ke kata 'Fundamental'. Kita cek definisinya di KBBI:

fundamental/fun·da·men·tal/ /fundaméntal/ a bersifat dasar (pokok); mendasar: iman merupakan suatu hal yang sangat -- di dalam kehidupan manusia
Cukup jelas pengertian di atas. Sekarang mari kita berpikir tentang :


  1. 'Fundamental news Kuartalan':

    Apakah dengan dengan membaca Laporan Keuangan 3 bulanan (kuartalan), kita akan mendapatkan sesuatu yang "mendasar" dari nilai perusahaan? Jika laba Kuartal 1 2017 lebih rendah dari Kuartal 1 2016, apakah itu berarti seluruh manajemen dalam perusahaan itu telah gagal besar dan wajib dipecat dan sahamnya tidak berharga lagi?

    Kalau menurut saya, sungguh kejam menilai kinerja manajemen hanya dalam rentang waktu sependek itu. Sayangnya, banyak sekali orang-orang seperti ini di pasar modal.
  2. Sekarang mari kita lihat type 'fundamental news' kedua, yaitu tipe berita "Perusahaan X AKAN ini itu di bulan Y":

    Yang ini lebih parah. Bagaimana mungkin sesuatu yang belum terjadi sudah dianggap sebagai sesuatu yang 'Fundamental' (=mendasar) dari perusahaan tersebut?

    Bagi saya sendiri, tipe berita semacam itu bukan bagian dari analisis fundamental yang kita seharusnya lakukan. Berita semacam itu hanyalah rumor sampai akhirnya rumor itu terbukti. Selama belum terjadi, meskipun manajemen sudah membenarkan berita tersebut, bagi saya statusnya tetap rumor. Tidak ada toleransi untuk hal ini. Rumor BUMI harga mati *eh
Perhatikan kondisi-kondisi diatas. Dari tipe tulisan yang saya lihat, saya menyimpulkan bahwa bagi mereka, 'fundamental' adalah segala sesuatu yang tidak termasuk dalam 'teknikal' (analisis harga dan volume transaksi saham), termasuk rumor.

Bagaimana sejatinya analisis fundamental yang baik?

*sebelum saya lanjutkan, patut dicamkan bahwa pendapat disini adalah sifatnya subyektif*
Menurut saya, analisis fundamental yang sesungguhnya adalah memahami kinerja perusahaan tersebut di tahun-tahun sebelumnya. Paling pendek, dan ini yang biasa saya terapkan, adalah memahami kinerja keuangan perusahaan tersebut dalam rentang 5 tahun terakhir.

Itu sebabnya, dalam analisis saham baik di blog ini maupun di E-book 10SPUI, saya selalu mengabaikan perusahaan-perusahaan yang umurnya di BEI kurang dari 5 tahun. Bahkan meski kurang hitungan tanggal pun, tetap tidak akan saya teliti. Tak peduli semurah apapun saham perusahaan tersebut, sebaik apapun kinerjanya, saya tidak akan merekomendasikannya. Paling-paling hanya bahas ketika ada momen tertentu yang saya hadiri, misalnya Public Expose DPUM beberapa waktu lalu. 

Analisis Fundamental tidak semata-mata membaca angka PER dan PBV. Jujur saja, banyak orang berdarah-darah portofolionya gara-gara hal ini.

Analisis Fundamental harusnya juga menyertakan pertanyaan "mengapa". Ya, mengapa PER-nya bisa semurah itu? Mengapa laba bersih tiba-tiba melonjak? apa buktinya? apa dasarnya?

Analisis fundamental seharusnya melibatkan pertanyaan 'siapa'.

Memang sih, kebanyakan orang memang menggunakan pertanyaan 'siapa' ini. Tapi pertanyaannya tidak relevan. Yang ditanyakan: 'Siapa bandarnya?'

Padahal seharusnya yang kita cari adalah 'Siapa manajemennya' dan 'siapa pemilik mayoritasnya'.

Kesimpulannya, suatu analisis baru bisa disebut analisis fundamental ketika memahami (secara garis besar saja sudah cukup) kondisi suatu perusahaan secara utuh, bukan secara sepotong-sepotong apalagi hanya hasil 3 bulanan yang kerancuan datanya tinggi sekali, apalagi cuma modal berita aksi korporasi.

Seberapa buruknya salah kaprah fundamental ini?


Cukup membahayakan. Saya pernah membaca tulisan salah seorang trader yang tidak berurusan dengan analisis fundamental lagi. Ia mengatakan pernah rugi banyak gara-gara 'kemakan berita' tentang kinerja suatu perusahaan batubara yang mendadak menjadi bagus dalam 2 tahun setelah sebelumnya rugi melulu.

Ternyata setelah saya baca-baca lagi laporan keuangan di tahun tersebut (tahun dimana ia mengalami kerugian besar di saham itu), memang kinerja perusahaan lagi bagus-bagusnya. Hal ini mengundang minat dari para spekulator sehingga ramai diperbincangkan di forum-forum dan harganya pun melambung. Tapi harganya sendiri sudah terlalu mahal, jauh melebihi kewajaran bahkan setelah dibandingkan dengan kinerjanya yang lagi moncer.

Sayangnya, ketika terjadi kenaikan seperti itu lalu orang-orang lupa bertanya "Berapa harganya?". Pokoknya beli!

Dan disinilah awal mula bencana. 


No comments:

Post a Comment