Friday, July 3, 2015

Memulai Analisis Fundamental

Setelah memahami tentang makna dan perbedaan antara Analisis Teknikal (TA) dan Analisis Fundamental (FA) maka selanjutnya kita akan mencoba mempraktikkan metode analisis tersebut, dimulai dari FA. Hal ini karena saya sendiri lebih banyak menggunakan FA sebagai patokan berinvestasi, meski sekali-kali juga menggunakan TA untuk memantapkan keputusan. TA dasar akan saya bahas di artikel selanjutnya.

Jika dalam TA kita bisa menggunakan prinsip yang sama untuk trading di saham, forex, dan komoditas berjangka karena patokannya adalah riwayat harga, maka FA untuk masing-masing bidang tidak bisa. Artinya kita tidak bisa menerapkan prinsip FA dalam saham untuk menganalisis komoditas atau forex. Hal-hal yang jadi perhatian utama dalam FA saham adalah kesehatan suatu perusahaan, sementara FA forex dan komoditas mengandalkan berita-berita serta kebijakan pemerintah/lembaga yang diperkirakan memiliki dampak ekonomi luas. Karena blog ini tentang investasi di pasar saham, tentu saja yang akan kita bahas adalah FA untuk pasar saham.

Baca-baca laporan keuangan

Nah, ini sudah jadi barang wajib bagi seorang investor. Inti dari kegiatan FA ada di sini. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri dan ditujukan kepada internal dan eksternal perusahaan, antara lain:
  • Manajemen: Laporan Keuangan berfungsi sebagai evaluasi kinerja mereka.
  • Pemegang saham: Laporan Keuangan berfungsi untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Ini berkaitan dengan saham yang mereka miliki di perusahaan tersebut. Jika perusahaan berkinerja baik maka harapannya harga saham akan meningkat, sebaliknya jika kinerja buruk maka akan jadi pertimbangan untuk meninggalkan saham perusahaan tersebut.
  • Kreditur: Laporan Keuangan berfungsi untuk menentukan kepantasan bagi suatu perusahaan untuk menerima pinjaman dana dari kreditur. Kreditur tentu ingin memiliki jaminan bahwa dana yang ia pinjamkan dapat dikembalikan beserta bunganya oleh perusahaan secara tepat waktu. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, semakin baik kemampuannya mengembalikan dana pinjaman. 
  • Pemerintah: Laporan keuangan perusahaan berfungsi untuk menentukan besaran pajak yang bisa ditarik dari suatu perusahaan melalui laba bersih yang ia dapat. Laporan keuangan yang dipakai untuk dasar penentuan besaran pajak adalah laporan keuangan yang telah diaudit.
  • Karyawan: Laporan Keuangan berfungsi untuk menentukan jaminan keberlangsungan perusahaan, yang akhirnya juga berdampak pada si pegawai, misalnya kalau perusahaan punya kinerja keuangan yang lancar dan stabil tentu karwayannya lebih terjamin keberlangsungan kerjanya di perusahaan tersebut. 
Berdasarkan periode rilisnya, biasanya laporan keuangan (LK) dibedakan jadi LK kuartalan (dirilis 3 bulan sekali) dan LK Tahunan. Kalau LK tahunan biasanya akan diperbandingkan dengan LK tahun sebelumnya, sedangkan LK kuartalan biasanya diperbandingkan dengan kuartal yang sama/periode yang sama di tahun sebelumnya. LK tahunan adalah salah satu bagian dari Laporan Tahunan, yang juga berisi laporan dan profil dari dewan komisaris dan direksi, profil perusahaan, tinjauan usaha, tata kelola perusahaan, dan lembar pengesahan.

Getting Started

Nah, mari kita mulai melakukan analisis fundamental sederhana. Dalam contoh ini saya memakai LK dari Unilever periode Kuartal I (Q1) 2015. Laporan keuangan dari semua perusahaan terbuka bisa di download di situs resmi BEI atau di situs resmi masing masing perusahaan.

A. Aset


perhatikan angka yang diberi tanda merah diatas. Angka-angka tersebut saja yang akan kita amati untuk analisis sederhana. Terlihat bahwa aset UNVR mengalami peningkatan, dari Rp12.703.468.000.000 pada januari 2014 menjadi Rp14.772.554.000.000 pada Maret 2015.

Aset dibagi menjadi Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar. Aset lancar adalah aset yang dapat dicairkan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Sebaliknya Aset Tidak Lancar adalah aset yang pencairannya memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. Aset yang baik adalah aset yang Jumlah aset Lancarnya lebih tinggi dari Jumlah Aset Tidak Lancar, karena artinya perusahaan itu Likuid dan jika terjadi suatu hal tertentu, misalnya kebangkrutan maka asetnya dengan cepat mudah dicairkan. Sayangnya, kali ini Aset Tak Lancar UNVR lebih besar dari Aset Lancarnya.

Sekarang mari menuju ke halaman berikutnya.

B. Liabilitas





Liabilitas atau kewajiban adalah kata lain untuk Utang. Seperti halnya Aset, Liabilitas juga dibagi jadi liabilitas janga pendek dan Liabilitas jangka panjang. Juga liabilitas yang baik adalah yang lebih besar liabilitas jangka pendek daripada jangka panjangnya. Pada laporan diatas tampak UNVR punya hal itu.

Next page....

C. Ekuitas



Ekuitas adalah modal bersih, artinya modal yang dimiliki sendiri oleh perusahaan, bukan dari hutang. pada bagian ekuitas ini, jika terdapat akun 'Modal dasar' dan 'Modal ditempatkan dan disetor penuh', maka gunakan 'Modal ditempatkan dan disetor penuh'. Namun kebetulan pada LK ini modal dasar dan modal ditempatkan adalah sama. Tampak bahwa Ekuitas UNVR mengalami peningkatan. Ini adalah pertanda baik. Jika ekuitas berkurang, maka itu pertanda tidak baik.

D. Liabilitas + Ekuitas = Aset
Masih pada halaman yang sama, perhatikan angka yang dilingkari pada sisi paling bawah. Itu adalah jumlah total dari Liabilitas dan Ekuitas. Perhatikan bahwa angka Liabilitas + Ekuitas = Jumlah Aset. Jadi, selain dapat dibedakan menjadi Aset lancar dan Aset Tidak Lancar, Aset juga dapat dibedakan menjadi Liabilitas dan Ekuitas.

Kembali ke masalah likuiditas, maka Aset yang baik adalah aset yang Ekuitasnya lebih besar dari Liabilitasnya. Namun untuk bidang usaha tertentu, misalnya Perbankan dan Pembiayaan, cukup sering ditemui perusahaan memiliki Liabilitas lebih besar dari Ekuitas.

next page...

E. Laba Bersih

Pada bagian laba ini, jika terdapat akun 'Laba periode berjalan' dan 'laba komprehensif' maka gunakan laba periode berjalan. Pada contoh LK kali ini kebetulan Laba periode berjalan adalah sama dengan Laba komprehensif.

Mengolah Data

Setelah kita melihat data-data diatas, maka selanjutnya kita akan mengumpulkan data tersebut untuk kemudian di olah. However, karena ini adalah laporan kuartalan, maka kita juga perlu mengumpulkan data dari kuartal yang sama dari tahun sebelumnya (Q1 2014). Berikut data dari dua kuartal tersebut:

UNVR                 Q1 2015                              Q1 2014                       % Perubahan

Aset              14.772.554.000.000               14.314.180.000.000                       3.2
Liabilitas        8.434.431.000.000                 8.698.529.000.000                      -3.04
Ekuitas           6.338.213.000.000                 5.615.651.000.000                     12.87
Modal Saham        7.630.000.000                        7.630.000.000                       0.0
Laba bersih    1.591.699.000.000                 1.360.981.000.000                     16.95


Dari data-data di atas, berikutnya kita bisa menghitung rasio-rasio dasar yang sering digunakan dalam analisis fundamental:

EDR (Equity to Debt Ratio/Rasio Ekuitas Terhadap Liabilitas):
= Ekuitas / Liabilitas X 100%
= 6.338.213.000.000 / 8.434.431.000.000
= 75 %

EER (Earnings to Equity Ratio / Rasio Laba Bersih Terhadap Ekuitas)
= Laba bersih / Ekuitas X 100%
= 1.591.699.000.000 / 6.338.213.000.000 X 100 %
= 25 %

EAR (Equity to Asset Ratio / Rasio Ekuitas terhadap Aset)
= Ekuitas / Aset x 100 %
= 6.338.213.000.000 / 14.772.554.000.000 x 100 %
= 43 %

ROA (Return on Asset/ Perbandingan Laba dan Aset)
= Laba bersih disetahunkan / Aset x 100%


Catatan: Untuk laporan kuartalan, maka sebelum dihitung ROA nya, laba bersih perlu disetahunkan terlebih dahulu. Misal pada contoh ini yang digunakan adalah laporan keuangan UNVR kuartal 1 2015. Artinya periode yang tercatat dalam laporan keuangan tersebut adalah Januari-Maret 2015 (3 bulan). Karena 1 tahun = 12 bulan maka labanya perlu dikali : 12/3 =  4 kali. Jadi laba disetahunkannya =    Rp1.591.699.000.000 x 4 = 6.366.796.000.000

Maka ROA nya:
= 6.366.796.000.000 / 14.772.554.000.000 x 100%
= 43 %

ROE (Return on Equity / Perbandingan Laba dan Ekuitas)
= Laba bersih disetahunkan / Ekuitas x 100%
= 6.366.796.000.000 / 6.338.213.000.000 x 100%
= 100%

Menilai Harga Wajar Saham

Setelah mendapatkan rasio-rasio sederhana di atas, maka kita bisa mulai menentukan rasio-rasio yang biasa digunakan untuk menentukan harga wajar saham. Rasio-rasio yang biasa digunakan untuk menentukan harga wajar saham antara lSain PER dan PBV.

Untuk menghitung PER dan PBV, maka kita perlu mendapatkan data harga saham terbaru. Untuk saham UNVR pada tanggal 3 Juli 2015 harga penutupannya adalah Rp41,375 per lembar saham.

Dari harga saham tersebut maka bisa dihitung kapitalisasi pasarnya:
Market Capitalisation = harga saham x jumlah saham
                                    = 41.375 x 7.630.000.000
                                    = 315.691.250.000.000


Setelah mendapat Market Capitalisation, maka bisa ditentukan PER dan PBV nya.

PER (Price to Earning Ratio/ Rasio Harga terhadap Laba) 
= Kapitalisasi pasar / Laba bersih disetahunkan
= 31.569.125.000.000 / 6.366.796.000.000
=  49.6 Kali

PBV ( Price to Book Value / Rasio Harga terhadap Ekuitas) 
= Kapitalisasi pasar / Ekuitas
= 31.569.125.000.000 / 6.338.213.000.000
=  49.8 kali

Setelah kita mendapatkan angka PER dan PBV tadi, maka kita bisa membandingkan dengan dengan PER dan PBV dari perusahaan lain di sektor yang sama, yaitu consumer goods. Ternyata Consumer Goods rata-rata PER dan PBV nya masing-masing PER 28,1 dan PBV 6. Sampai di sini terlihat bahwa Harga saham UNVR sudah sangat mahal. Namun perlu diingat bahwa UNVR bukanlah perusahaan kemaren sore. UNVR sudah berdiri semenjak era Kolonial Belanda. Alhasil, perusahaan ini berharga tinggi karena terbukti tangguh melalui berbagai macam peristiwa besar yang terjadi di negeri ini, bukan perusahaan 'kemaren sore".

Analisis di atas adalah analisis yang masih sederhana. Analisis secara lebih mendalam akan kita bahas pada kesempatan selanjutnya. Analisis yang lebih mendalam ini membahas tentang bagaimana menelusuri suatu ekuitas terutama saat ekuitas tersebut baik drastis dari periode sebelumnya. Angka-angka yang 'mengundang perhatian' ini juga perlu kita perhatikan agar bisa mendapat kesimpulan yang tepat dari suatu laporan keuangan, terutama untuk menghindari teknik-teknik pencatatan yang dapat mengecoh kita.

1 comment:

  1. belajar lagi di KSPM
    Jangan malu2in, hahaha.

    ReplyDelete