Thursday, March 17, 2016

Melirik Paninvest


Kemarin saya asyik browsing dan nonton Youtube. Yang saya cari juga ga jauh-jauh amat dari dunia pasar modal. Kali ini saya nonton video-video seminar investasi. Yang menarik adalah ada video seminar berdurasi lengkap dengan pembicara bapak Lo Kheng Hong. 

(Sebelum kita lanjut.. Pastikan anda sudah mengerti siapa bapak Lo Kheng Hong ini. Sejauh ini saya hanya percaya sama seminar dan ajaran-ajaran dari dua orang: Bapak Lo Kheng Hong dan Bapak Teguh Hidayat. Diluar dua orang ini, saya lebih yakin mereka-mereka itu nggak dapet duit banyak dari saham, tapi dari seminar tentang saham. Terutama mas-mas yang terkenal dengan Bandarmology-nya itu).


Cekidot videonya gan:




Nah selain seminarnya beliau yang secara keseluruhan memang sangat bagus itu, ada satu hal yang menarik perhatian saya. Beliau mengilustrasikan tentang saham-saham yang sama-sama bagus, tapi ada yang mahal dan murah: Contoh yang mahal itu kayak Multi Bintang Indonesia (Sial, gua pernah apes disini) dan Siloam International Hospital. Contoh yang bagus dan masih murah, yaitu Paninvest.

Group Panin memang beberapa tahun belakangan ini berkinerja sangat baik. Pendapatan utama mereka banyak datang dari bisnis asuransi yang memang sedang populer pasca tahun 2000-an. Selain itu juga memang Group Panin banyak berkonsentrasi di sektor non-riil yaitu keuangan.

Panin banyak melakukan aksi korporasi hingga tahun 2014. Salah satu yang kena aksi ini adalah PT. Panin Insurance (PNIN). Di tahun itu Semua bidang usaha PNIN dialihkan ke anak-anak usahanya, sementara PNIN sendiri diganti namanya jadi PT. Paninvest, dengan bidang usahanya (setidaknya ini yang tercantum di AD/ART perusahaan) adalah bidang Pariwisata. Kok ga nyambung ya.

Meskipun resminya di bidang Pariwisata, namun setelah saya baca-baca laporan tahunannya, saya lebih sepakat bahwa bidang usaha Paninvest lebih ke arah Investasi, sesuai nama barunya. Perusahaan memiliki banyak sekali aset berupa reksadana, selain juga kepemilikan atas anak-anak usaha dibidang asuransi, tentu saja.

Sebagian asset reksadana yang dimiliki Paninvest
Lalu bagaimana kinerja nya? Well, tahun 2015 kemaren ini perusahaan mengalami penurunan laba hingga 35.8%. Dari 717.749.000.000 alias 176.42 persaham jadi 406.703.000.000 alias 113.24 persaham. Namun dari sudut jangka panjang, perusahaan terbilang sangat baik dengan pertumbuhan laba yang kontinu sejak 2007 hingga 2014. Dari laba segitu, dengan harga 505 persaham saat ini, maka PER nya sekitar 4.46. Murah sekali ya?

However, satu yang perlu dicatat. PErusahaan ini jarang sekali bagi dividen. Dan, sesuai kebiasaan, perusahaan yang untungnya sebesar apapun, kalau pelit bagi dividen, biasanya harga sahamnya juga ga naik-naik. Contoh nyata ya PNIN ini, atau misalnya BTPN. Dan ini bukan fenomena yang terjadi di negara kita saja. Di bursa saham di manapun juga fenomena itu terjadi. Saya mengetahuinya setelah baca buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham. Beliau pernah harus membeli saham dengan jumlah signifikan dan memprovokasi manajemennya untuk membagi dividen, agar harga sahamnya naik lalu kemudian menjualnya.
Catatan lainnya, perusahaan ini dulu cukup sering melakukan right issue. Namun beruntung aktivitas ini terakhir kali terjadi tahun 2010. Tentu saja kita harus tetap berjaga-jaga kalau-kalau peristiwa itu terjadi lagi.

Terakhir, saya sedikit bingung dengan bidang usaha yang resminya dijalani Perusahaan ini. dalam laporan keuangannya tidak saya temukan satupun aktivitas bisnis yang berkaitan dengan pariwisata. Sepertinya memang masih bidang usaha baru dan belum banyak menghasilkan.

Secara garis besar, saya tertarik dengan saham ini, namun sementara hanya menaruh sedikit uang saja di dalamnya, sembari menunggu laporan keuangan 2015 dirilis.




No comments:

Post a Comment