Sebelumnya mohon maaf bagi para pengunjung, saya telah beberapa minggu meninggalkan blog ini jadi tidak terawat, hehe. Ada beberapa hal yang mengubah pola kerja sehari-hari saya sehingga memaksa saya untuk berhenti sejenak dari dunia pasar modal, termasuk menulis artikel di sini. However, saya tidak pernah punya niat untuk menghentikannya sama sekali. Oleh karena itu pada hari ini saya bisa sedikit 'menyemangati diri' untuk menulis lagi ditengah-tengah kesibukan baru yang saya jalani.
Jika anda membaca artikel-artikel saya dalam beberapa minggu terakhir, mungkin anda bisa menyimpulkan bahwa saya sedang jatuh cinta pada sektor komoditas, terutama energi. Yup, seperti yang saya tulis di sini dan di sini, saat ini memang kita dianugerahi momentum yang sangat tepat untuk membeli
Tuesday, October 6, 2015
Wednesday, September 16, 2015
Melirik Sektor Perikanan
Kalau pembaca ingat, beberapa bulan yang lalu ketika saya membahas tentang program Tol Laut dan relasinya dengan sektor maritim, saya pernah menjanjikan untuk menulis artikel tentang sektor perikanan.
Sektor yang hanya diisi oleh tiga emiten ini memang terbilang kurang menarik dibanding sektor-sektor lainnya. Sepinya peminat bukannya tidak beralasan. Sektor ini berisi perusahaan-perusahaan yang kinerjanya kurang baik.
Tiga perusahaan di sektor perikanan adalah Dharma Samudera Fishing Industries (DSFI), Central Proteinatama (CPRO), Inti Agri Resources (IIKP).
Friday, September 11, 2015
Analisis Teknikal Untuk Investor
Setelah sempat mewek gara-gara hp saya hilang beberapa hari yang lalu, hari ini saya coba lagi untuk bangkit melanjutkan hidup saya dan blog saya. Okeh kali ini kita akan membahas tentang analisis teknikal, namun yang cocok untuk tipe trader yang sabar atau investor yang ga sabar.
Seperti yang sudah saya ungkapkan pada postingan yang ini, sejatinya investasi dan trading tidaklah selalu berlawanan. Banyak kok yang mengakui bahwa analisis teknikal dan fundamental cukup sering menghasilkan sinyal beli atau jual yang banyak kesamaannya. Namun, syaratnya, time frame yang digunakan harus beberapa bulan, bukan minggu atau harian.
Lalu, bagaimana caranya?
Seperti yang sudah saya ungkapkan pada postingan yang ini, sejatinya investasi dan trading tidaklah selalu berlawanan. Banyak kok yang mengakui bahwa analisis teknikal dan fundamental cukup sering menghasilkan sinyal beli atau jual yang banyak kesamaannya. Namun, syaratnya, time frame yang digunakan harus beberapa bulan, bukan minggu atau harian.
Lalu, bagaimana caranya?
Thursday, September 10, 2015
Smartphone Saya Hilang
Pada hari ini 10 september 2015 saya mengalami kehilangan Smartphone yang biasa saya gunakan untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan pengunjung blog ini dan forum investasi lainnya. Oleh karena itu, untuk sementara saya belum bisa dihubungi melalui Whatsapp, BBM dll. Pengunjung yang ingin mengontak penulis silahkan sms ke 082358010064. Harap maklum
Friday, September 4, 2015
Cara menghitung Harga Wajar & Margin Of Safety
Setelah tanggal 1 kemaren kita ngomongin tentang strategi-strategi dasar dalam berinvestasi (not trading), maka kali ini kita akan "menyusup" lebih lanjut, dimana yang kita bahas adalah tentang cara menilai harga wajar suatu perusahaan.
Jadi begini. Kita dihadapkan pada kenyataan bahwa harga di pasar selalu digerakkan oleh kerakusan dan ketakutan pada diri para manusia yang terlibat di dalamnya. Ketika publik berharap banyak pada suatu saham, maka saham tersebut akan dia beli. Banyaknya orang yang membeli akan membuat harga saham tersebut naik, begitupun sebaliknya kalau banyak yang jual tapi sedikit pembeli karena ketakutan, harganya turun.
Thursday, September 3, 2015
Ada apa dengan INDX?
Pada tanggal 3 September kemarin, saham PT. Tanah Laut Tbk (INDX) dinyatakan disuspesi oleh otoritas bursa, setelah mengalami penurunan harga sebesar 61% dari Rp426 pada 6 Agustus 2015 menjadi 2 September 2015.
Kalau Anda membaca artikel saya tentang Emiten Maritim di sini, anda akan melihat bahwa kinerja INDX sebenarnya tampak paling kinclong di antara emiten pelayaran yang lain. Nyaris semua emiten di sektor tersebut menunjukkan kinerja yang tidak bisa dibilang baik, atau kalaupun meraih laba, laba tersebut tidaklah stabil dari tahun ke tahun. Mungkin hal ini masih bisa dimaklumi, karena mayoritas bidang usaha mereka adalah tidak jauh-jauh dari angkutan komoditas kecuali SMDR dan TMAS.
Kalau Anda membaca artikel saya tentang Emiten Maritim di sini, anda akan melihat bahwa kinerja INDX sebenarnya tampak paling kinclong di antara emiten pelayaran yang lain. Nyaris semua emiten di sektor tersebut menunjukkan kinerja yang tidak bisa dibilang baik, atau kalaupun meraih laba, laba tersebut tidaklah stabil dari tahun ke tahun. Mungkin hal ini masih bisa dimaklumi, karena mayoritas bidang usaha mereka adalah tidak jauh-jauh dari angkutan komoditas kecuali SMDR dan TMAS.
Tuesday, September 1, 2015
Strategi Dasar Dalam Berinvestasi: Growth, Value & GARP Investing
Setelah sebelumnya sudah saya jelaskan tentang perbedaan antara trading dan berinvestasi pada postingan yang ini, maka kali ini saya akan mulai fokus pada gaya investasi itu sendiri. Salah satu gaya dalam berinvestasi ini tidak perlu dipegang erat-erat secara fanatik, namun seringkali justru dipadukan untuk menghasilkan profit yang maksimal.
Gaya yang pertama adalah Growth Investing.Growth investing adalah strategi dimana investor mengincar saham yang menurut mereka mempunyai potensi yang tinggi untuk tumbuh terus dalam jangka panjang. Investor yang menggunakan strategi ini harusnya sangat memperhatikan bagaimana cara perusahaan menjalankan usahanya. Misalnya, perusahaan yang mengutamakan pertumbuhan akan lebih sering menggunakan laba yang ia dapat untuk melakukan ekspansi atau akuisisi, ketimbang membagikannya dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. Contoh perusahaan model begini adalah PT. Bank Tabungan Pembangunan Nasional Tbk (BTPN) yang pernah kita bahas beberapa hari yang lalu.
Kalau di level perusahaan kelas dunia, mungkin yang paling mewakili perusahaan tipe begini adalah Berkshire Hathaway-nya Warren Buffett.
BEI, Sudah Benar-benar Indonesia?
Selain
kita merayakan HUT RI ke 70 pada 17 Agustus lalu, bursa kesayangan
kita juga merayakan ultah-nya yang ke 38, tepatnya tanggal 10 Agustus
kemarin. Walau sejatinya di negeri ini sudah ada bursa efek sejak
tahun 1912, namun bursa efek yang mampu bertahan dan berkembang
secara kontinu hingga sekarang baru ada pada tahun 1977, yaitu saat
berdirinya Bursa Efek Jakarta, yang kemudian merger dengan Bursa Efek
Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia. Lalu, apakah Bursa ini sudah
bisa disebut mewakili masyarakat Indonesia?
Monday, August 31, 2015
Bandarmology, haruskah kita ikut?
Jujur saya agak ngekek waktu pertama kali baca istilah ini. "What? Another Money Game?" kira-kira begitu yang ada di kepala saya. Kalau kita ingat nasehat bijak para investor senior: "Tidak pernah ada yang baru di pasar saham. Peristiwa saat ini, pasti sudah pernah terjadi di masa lalu." Jadi yah saya tidak tertarik untuk menerapkannya secara serius. Hanya tetap saja mengundang rasa penasaran untuk mengetahui cara kerjanya.
Jadi gini ceritanya. 2 Hari yang lalu saya jalan-jalan ke Gramedia Yogyakarta. Seperti biasa saya langsung nyosor ke bagian buku-buku investasi, meskipun saya tahu sebagian besar pasti cuma buku-buku dengan judul yang menunjukkan kurang pedenya si penulis akan kontennya, sampai-sampai harus membuat judul yang hiperbola: "Cara cepat xxxx, Jurus Para Master xxx, Jadi Kaya ala xxx". Tapi kali ini ada satu buku yang judulnya unik: Bandarmology . Jadi kira-kira maknanya adalah Ilmu tentang perbandaran di pasar modal. Penulisnya adalah mas Ryan Filbert, salah satu penulis buku trading saham populer di Indonesia.
Saturday, August 29, 2015
Paper Trading: Simulasi Bertransaksi Saham
Kalau akhir-akhir ini orang-orang pada ribut tentang anjloknya IHSG, maka penulis sendiri sebenarnya cukup enggan koar-koar tentang hal macam itu. I mean, kemana aja analisis mereka, yang berupaya menjelaskan beragam penyebab dan prediksi anjloknya IHSG, ketika IHSG mencapai puncaknya kemaren-kemaren?
Nah, daripada ngomongin IHSG anjlok, mending ngomongin tentang latihan bertransaksi saham. Mungkin terdengar sepele bagi yang udah terjun di dunia saham, tapi tidak ada salahnya juga dibahas, terutama untuk mereka yang masih ragu-ragu untuk terjun ke dunia yang kejam tapi adil ini.
Sunday, August 23, 2015
Murahnya Sektor Batubara
Kalo akhir-akhir ini kita lihat IHSG tampak anjlok karena perlambatan ekonomi negara, maka ada lagi yang lebih anjlok, yaitu sektor pertambangan batubara. Ya, seperti yang sudah di bahas pada postingan yang ini, anjloknya harga saham emiten batubara malah sudah terjadi dari tahun 2010-2012. Oleh karena harga minyak yang turun, batubara sebagai substitusi minyak juga mau ga mau ikutan turun. Dampaknya ya, kinerja emiten sektor ini jadi jeblok.
Tapi, namanya pasar saham, seringkali suka melebih-lebihkan berita. Memang sektor ini lagi lesu, tapi bukannya semua perusahaan batubara bakal kolaps. Sebagian diantara mereka justru masih mampu meraup laba (ingat, sektornya sedang lesu, maka jika ia masih mampu mencetak laba, itu berarti dia adalah super company).
Tapi, namanya pasar saham, seringkali suka melebih-lebihkan berita. Memang sektor ini lagi lesu, tapi bukannya semua perusahaan batubara bakal kolaps. Sebagian diantara mereka justru masih mampu meraup laba (ingat, sektornya sedang lesu, maka jika ia masih mampu mencetak laba, itu berarti dia adalah super company).
Saturday, August 22, 2015
BTPN, The Underrated Bank
Welcome back!
Setelah aga lama ga ngobrolin tentang analisis, akhirnya malam ini saya memutuskan untuk mulai melakukannya lagi (dengan mata berat). Kalau Anda perhatikan postingan beberapa hari yang lalu, di situ saya menampilkan portofolio saham yang saya miliki. Bukan, bukan tujuannya untuk pamer. Maksud saya melakukan itu lebih sebagai sarana evaluasi bagi saya sendiri, juga sebagai pembuktian akuntabilitas. Supaya jangan dikemudian hari ada yang menuding bahwa apa yang saya tulis tidak sesuai dengan portofolio apa yang saya pegang. hehe
Nah kali ini yang saya ingin bahas adalah tentang Bank Tabungan Pembangunan Nasional alias BTPN. Bagi pecinta Blue Chip mungkin saham ini kurang populer, terutama karena faktor likuiditasnya yang lebih seret dibanding BBCA, BBNI, dan BBRI. Namun, emiten yang satu ini menarik perhatian saya karena punya ciri khas yang sangat membedakannya dari bank-bank lainnya, antara lain:
Friday, August 21, 2015
Tentang Right Issue
Sesuai janji saya pada posting tentang Apa Itu Saham beberapa bulan lalu, kali ini akan sedikit mengulas tentang Right Issue.
Agak susah untuk menemukan padanan kata Right Issue dalam Bahasa Indonesia. Beberapa pihak menyamakannya dengan istilah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), padahal tidak semua Right Issue mempunyai fasilitas HMETD. Right Issue tanpa HMETD biasa disebut Private Placement.
Analoginya sederhana tentang Right Issue kurang lebih sebagai berikut:
Ada suatu perusahaan dengan aset total 100 Milyar. Kita sebut saja perusahaan ini namanya PT Mawar. PT Mawar sendiri menerbitkan 1 Milyar lembar saham, dimana 700 juta dari 1 Milyar lembar saham itu (70%) dipegang oleh Bu Atun. 200 Juta saham (20%) dipegang oleh Bu Vero, dan 100 juta saham (10%) dimiliki Bu Yeni. Jika harga sahamnya adalah Rp. 100 per lembar saham, maka kapitalisasi pasarnya adalah 100X1.000.000 lembar saham = Rp.100 milyar.
Wednesday, August 19, 2015
Friday, August 14, 2015
Tentang Saham Preferen
Teman-teman yang sudah beberapa lama mendalami investasi saham pasti pernah mendengar istilah saham preferen. Nah, sejatinya apa sih saham preferen itu?
Menyambung tulisan saya sebelumnya di sini, kali ini kita akan membahas tentang suatu jenis saham yang punya sifat agak berbeda dengan apa yang saya tulis di postingan tersebut. Postingan itu sejatinya membicarakan tentang saham yang umum beredar di masyarakat, yaitu Saham Biasa. Lalu, apakah saham preferen dapata disebut Saham Luar Biasa? Nggak juga.
Thursday, August 13, 2015
Emiten Komoditas Energi, Undervalued!
Dear readers.
tongkang yang banyak di sungai Mahakam |
Nah setelah lumayan lama saya tidak menulis artikel di blog ini, akhirnya hari ini saya memutuskan untuk kembali berbagi pada saudara-saudari sekalian, tentu tidak jauh-jauh dari dunia pasar saham di Indonesia. Memang untuk memulai menulis lagi adalah langkah yang berat, karena terlalu mudah untuk dilakukan sampai-sampai dengan mudah juga saya menundanya, hehe.
Sedikit flashback tentang perjalanan saya ke Samarinda di akhir Juli kemarin. Selain urusan keluarga dan birokrasi yang njlimet, saya juga mengamati aktivitas ekonomi utama di kota ini: tambang batubara. Yup, tentu tidak jauh-jauh juga temanya dari "Penurunan Harga Komoditas" yang dampaknya sangat terasa di kota ini. Ibu saya bercerita tentang banyaknya karyawan-karyawan perusahaan tambang yang dirumahkan atau di PHK lantaran permintaan yang menurun serta harga yang anjlok. Padahal sebelum-sebelumnya orang-orang yang bekerja di sektor batubara dikenal sebagai orang-orang bergaji besar. Perusahaan tambang yang kecil-kecil banyak yang memilih untuk berhenti beroperasi. Kalo yang skala menengah dan besar sih, tetep aja jalan. Kalau Anda jalan-jalan ke tepi Sungai Mahakam sekarang, Anda akan melihat sendiri bahwa kapal-kapal tongkang batubara masih hilir mudik membawa angkutan mereka dengan ramainya, terlepas dari situasi ekonomi dan harga batubara saat ini.
Sedikit flashback tentang perjalanan saya ke Samarinda di akhir Juli kemarin. Selain urusan keluarga dan birokrasi yang njlimet, saya juga mengamati aktivitas ekonomi utama di kota ini: tambang batubara. Yup, tentu tidak jauh-jauh juga temanya dari "Penurunan Harga Komoditas" yang dampaknya sangat terasa di kota ini. Ibu saya bercerita tentang banyaknya karyawan-karyawan perusahaan tambang yang dirumahkan atau di PHK lantaran permintaan yang menurun serta harga yang anjlok. Padahal sebelum-sebelumnya orang-orang yang bekerja di sektor batubara dikenal sebagai orang-orang bergaji besar. Perusahaan tambang yang kecil-kecil banyak yang memilih untuk berhenti beroperasi. Kalo yang skala menengah dan besar sih, tetep aja jalan. Kalau Anda jalan-jalan ke tepi Sungai Mahakam sekarang, Anda akan melihat sendiri bahwa kapal-kapal tongkang batubara masih hilir mudik membawa angkutan mereka dengan ramainya, terlepas dari situasi ekonomi dan harga batubara saat ini.
Thursday, July 16, 2015
Special Report: Aktivitas Ekonomi di Sisi Timur Indonesia
Dear investor,
Sudah agak lama saya
tidak update blog ini sejak awal Juli kemarin. Bukannya saya mulai
malas nulis. Tapi karena kali ini saya sedang melakukan perjalanan ke
kota Sorong untuk menemui ayah saya. Nah, sepanjang perjalanan menuju
Sorong, karena naik kapal PELNI, jadi saya bisa transit di Makassar
dan Ambon, beda kalo naik pesawat, kita ga bisa jalan-jalan. Btw,
karena situasi pasar saham juga belum menarik, artikel kali ini ga
terlalu berkaitan dengan saham, namun lebih ke ekonomi secara umum di
sisi timur Indonesia, dari sudut pandang seorang traveller.
Hehe..
Karena perjalanan via laut, maka yang tampak di mata juga adalah aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan laut. Kota pertama yang kami singgahi adalah Makassar. Pintu gerbang Indonesia Timur ini sudah dari dulu udah ramai dengan aktivitas perdagangannya. Siapa lagi biang keroknya kalau bukan oleh para pelaut Bugis yang legendaris itu. Dengan pinisinya mereka sudah melanglangbuana dari Australia hingga Afrika Selatan untuk kepentingan dagang. Kini Pelabuhan Soekarno-Hatta (bukan bandara Soekarno-Hatta lho ya...) menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia, karena di pelabuhan inilah kapal dan muatan kargo dari Jawa dan luar negeri diteruskan ke pelabuhan-pelabuhan lain yang lebih kecil di sebelah timur.
Karena perjalanan via laut, maka yang tampak di mata juga adalah aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan laut. Kota pertama yang kami singgahi adalah Makassar. Pintu gerbang Indonesia Timur ini sudah dari dulu udah ramai dengan aktivitas perdagangannya. Siapa lagi biang keroknya kalau bukan oleh para pelaut Bugis yang legendaris itu. Dengan pinisinya mereka sudah melanglangbuana dari Australia hingga Afrika Selatan untuk kepentingan dagang. Kini Pelabuhan Soekarno-Hatta (bukan bandara Soekarno-Hatta lho ya...) menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia, karena di pelabuhan inilah kapal dan muatan kargo dari Jawa dan luar negeri diteruskan ke pelabuhan-pelabuhan lain yang lebih kecil di sebelah timur.
Friday, July 3, 2015
Memulai Analisis Fundamental
Setelah memahami tentang makna dan perbedaan antara Analisis Teknikal (TA) dan Analisis Fundamental (FA) maka selanjutnya kita akan mencoba mempraktikkan metode analisis tersebut, dimulai dari FA. Hal ini karena saya sendiri lebih banyak menggunakan FA sebagai patokan berinvestasi, meski sekali-kali juga menggunakan TA untuk memantapkan keputusan. TA dasar akan saya bahas di artikel selanjutnya.
Jika dalam TA kita bisa menggunakan prinsip yang sama untuk trading di saham, forex, dan komoditas berjangka karena patokannya adalah riwayat harga, maka FA untuk masing-masing bidang tidak bisa. Artinya kita tidak bisa menerapkan prinsip FA dalam saham untuk menganalisis komoditas atau forex. Hal-hal yang jadi perhatian utama dalam FA saham adalah kesehatan suatu perusahaan, sementara FA forex dan komoditas mengandalkan berita-berita serta kebijakan pemerintah/lembaga yang diperkirakan memiliki dampak ekonomi luas. Karena blog ini tentang investasi di pasar saham, tentu saja yang akan kita bahas adalah FA untuk pasar saham.
Wednesday, June 24, 2015
Budaya Laut & Jati Diri Ekonomi Kita
Hari ini kalau saya lihat-lihat di forum Stockbit, ada banyak orang yang membicarakan tentang masalah kepelabuhan di Indonesia, terutama urusan Dwelling Time (Waktu Tunggu Bongkar Muat) di Tanjung Priok yang dikeluhkan bapak Jokowi. Miris sih dengernya. Tapi di satu sisi saya senang juga, karena seperti yang saya ungkapkan di postingan saya terdahulu, Program Tol Laut & Kinerja Emiten Maritim, jarang-jarang penduduk kota besar apalagi di Pulau Jawa yang ngobrolin tentang laut. Di sisi lain, saya semakin tertarik untuk membahas ekonomi di bidang kelautan ini, setelah menganalisis Emiten-emiten sektor pelayaran dan mendapati bahwa hampir semua emiten di bidang itu berkinerja tidak stabil bahkan mencatat kerugian, di negara yang mayoritas wilayahnya laut.
Monday, June 22, 2015
Investor dan Trader
Setelah kita memutuskan untuk masuk ke pasar modal, tentu kita harus menentukan guidelines alias pedoman dasar yang harus kita pegang dalam melakukan aktivitas transaksi saham. Pedoman dasar ini penting untuk mencegah kita bertindak diluar perhitungan, atau yang lebih parah lagi bertindak berdasarkan emosi sesaat, entah keserakahan atau ketakutan, atau yang lainnya. Langkah yang paling awal untuk diambil dalam hal ini adalah menentukan: apakah kita ingin menjadi investor, atau trader?
Sunday, June 21, 2015
Merdeka Copper Gold, Si Kucing Dalam Karung
Pada tanggal 19 Juni kemarin, Bursa kebanggaan kita ketambahan satu emiten baru, Merdeka Copper Gold (MDKA). Perusahaan ini menggelar IPO pada tanggal 19 Juni kemarin. Begitu diperdagangkan, harga sahamnya langsung naik 25% dari 2000 ke 2530.
Ada beberapa hal yang bagi saya sangat menarik tentang MDKA ini. Diantaranya:
Pertama Listing Tanpa Cetak Laba
MDKA adalah perusahaan pertama yang tidak perlu punya produksi dulu untuk bisa melantai di BEI. Ya, perusahaan ini belum berproduksi sama sekali, jadi belum bisa mencetak pendapatan apapun yang bisa menguntungkan para pemegang sahamnya. Perusahaan baru mulai berproduksi pada tahun 2016 mendatang.
Thursday, June 18, 2015
Perbandingan Emiten Sektor Makanan & Minuman
Beberapa bulan terakhir ini IHSG nampaknya masih belum punya niat untuk naik menanjak lagi. Kalau Anda rajin buka software trading masing-masing, hampir tiap hari kita melihat segitiga terbalik warna merah melulu, meskipun sekali-kali rebound karena jatuhnya sudah terlalu lama dan curam. Apalagi juga bagi yang sedang menunggu kabar suku bunga The Fed dan default krisis Hutang Yunani. Walau sebenarnya kondisi seperti ini bukan hal baru dan pada akhirnya pasti akan berlalu, fenomena naik-turun saham yang 'lebay' memang tidak bisa dihindari di bursa saham manapun di dunia yang fana ini.
Pada awalnya saya berniat menganalisis saham-saham sektor Makanan & Minuman ini karena tertarik dengan tema Ramadhan, biasanya kan makanan dan minuman laku keras. Tapi setelah saya telaah lagi di tahun-tahun yang lalu, ternyata momen Ramadhan tidak memberikan efek yang signifikan terhadap harga saham. Jadi lebih baik kita bahas fundamentalnya saja.
Wednesday, June 17, 2015
Analisis Teknikal & Analisis Fundamental
Di postingan sebelumnya berjudul 'Apa Itu Saham' saya telah menuliskan tentang adanya 2 aliran dalam analisis suatu emiten, yaitu analisis teknikal (Technical Analysis/TA) dan analisis fundamental (Fundamental Analysis/FA).
Analisis Teknikal/TA
Kata Oom Wikipedia nih, Analisis teknikal adalah suatu teknik analisis yang dikenal dalam
dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham
dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan
harga dan volume. Artinya, kita memprediksi pergerakan harga di masa depan menggunakan pola pergerakan dan indikator-indikator lain di masa lampau.
Tuesday, June 16, 2015
Review Buku "The Intelligent Investor" Karya Benjamin Graham
Pertama kali saya mengenal dunia saham, saya masih benar-benar buta dengan namanya analisis, baik itu analisis teknikal maupun fundamental. Yang saya pahami hanyalah suatu saham bergerak naik dan turun tanpa pola yang jelas dan mirip roller coaster: orang-orang menarik nafas dan berteriak-teriak ketika harganya naik atau turun tajam.
Seiring waktu berjalan mulailah saya mencari referensi tentang teknik 'main saham' (saya benci sekali dengan istilah ini, red). Meluncurlah saya ke Gramedia Sudirman dan beberapa toko buku lainnya di Jogja. setelah beberapa kali jalan-jalan ternyata belum ada buku yang mampu menarik perhatian saya. Simple aja sih: Sebagian besar buku-buku tentang saham yang dipajang di toko-toko itu pasang judul yang menggambarkan isi yang kurang pede, like: Cara Cepat Trading Saham*, 7 Jam Kuasai Analisis Teknikal/Fundamental*, dll. (ket: * Bukan judul sebenarnya). Buku-buku seperti itu saya yakin sudah memotong banyak sekali filosofi dan pola pikir dasar dalam berinvestasi, hanya memberi contoh-contoh praktis. Saya memutuskan untuk mencari-cari di Internet tentang buku yang sesuai keinginan saya: Penekanan pada pola pikir apa yang harus saya terapkan, materinya teruji waktu dan terbukti berhasil diterapkan oleh banyak investor besar. Dan hasilnya mengarah pada dua buku: The Intelligent Investor (TII) dan Security Analysis. Beruntung, TII kini sudah beredar di toko buku Gramedia. Jadi begitu saya lihat buku itu dipajang, langsung nyiapin duit minggu depannya, dan beli. Untuk Security Analysis, saya belum tahu dijual disini apa ngga.
Sunday, June 14, 2015
DVD Laporan Keuangan & Tahunan Emiten BEI
Dear Investors...
Mulai hari ini B&P menyediakan produk berupa paket DVD berisi laporan keuangan dan laporan tahunan dari seluruh emiten saham di Bursa Efek indonesia. Terakhir kali data DVD ini di update ada 507 emiten (dan akan terus diupdate karena emiten selalu bertambah). Sumber data adalah Website Bursa Efek Indonesia dan Website masing-masing emiten. Ketersediaan data laporan tahunan bergantung pada data tertua yang bisa kami akses via website bei dan website emiten itu sendiri. Misal, untuk UNTR kami menyediakan laporan tahunannya sejak tahun 2000 karena laporan tahunan tertua yang disediakan oleh perusahaan tersebut memang sampai tahun itu. Sementara laporan tahunan MLBI hanya tersedia hingga tahun 2005 karena laporan tahun-tahun sebelumnya tidak disediakan perusahaan meskipun MLBI sudah go public sejak tahun 1981.
Mulai hari ini B&P menyediakan produk berupa paket DVD berisi laporan keuangan dan laporan tahunan dari seluruh emiten saham di Bursa Efek indonesia. Terakhir kali data DVD ini di update ada 507 emiten (dan akan terus diupdate karena emiten selalu bertambah). Sumber data adalah Website Bursa Efek Indonesia dan Website masing-masing emiten. Ketersediaan data laporan tahunan bergantung pada data tertua yang bisa kami akses via website bei dan website emiten itu sendiri. Misal, untuk UNTR kami menyediakan laporan tahunannya sejak tahun 2000 karena laporan tahunan tertua yang disediakan oleh perusahaan tersebut memang sampai tahun itu. Sementara laporan tahunan MLBI hanya tersedia hingga tahun 2005 karena laporan tahun-tahun sebelumnya tidak disediakan perusahaan meskipun MLBI sudah go public sejak tahun 1981.
Program Tol Laut & Kinerja Emiten Maritim
Tak terasa sudah hampir 9 bulan pemerintahan Jokowi-JK berjalan. Salah satu program yang paling banyak diperbincangkan oleh masyarakat terkait visi-misi Presiden kita ini adalah program Tol Laut. Dalam pidato pelantikannya, kata-kata yang masih saya ingat sampai sekarang adalah, "Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, selat, dan teluk." Saya sangat setuju dengan statement beliau. Sebagai orang yang sering mengunjungi kawasan timur Indonesia, bagi saya masyarakat di pulau Jawa yang penduduknya mencapai 60% dari total penduduk Indonesia sangat kurang kedekatannya pada laut. Pilihan untuk bepergian menggunakan transportasi laut nyaris tidak pernah jadi bahan pembicaraan sehari-hari, berbeda dengan penduduk di kota-kota di Indonesia Timur yang umumnya tahu nama kapal Pelni yang singgah ke daerah mereka (bahkan mereka punya sebutan khas untuk kendaraan milik BUMN yang satu ini: "Kapal Putih"). Ironis juga bahwa Jakarta dan Surabaya sama-sama punya pelabuhan yang bisa disinggahi kapal-kapal berdaya angkut besar (Sehingga secara teori harusnya bisa menekan biaya angkutan), tapi para pengusaha lebih suka mengangkut barang via jalur Pantura karena minimnya perhatian pemerintah dan buruknya birokrasi pelabuhan kita.
Thursday, June 11, 2015
Berinvestasi di Bursa Efek Indonesia
Di posting sebelumnya Tentang Pasar Modal, sudah disebutkan bahwa Indonesia saat ini hanya memiliki satu bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia adalah hasil merger/penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Kertas saham VOC |
lambang VOC |
Indonesia mempunyai bagian penting dalam sejarah perkembangan pasar modal dunia. Masyarakat kita khususnya di Jawa, dan lebih khusus lagi para mbah-mbah sangat akrab dengan kata kumpeni. Kata Kumpeni saat ini digeneralisir sebagai bangsa Belanda yang menjajah Indonesia. Namun dulu kata Kumpeni merujuk pada suatu mega korporasi besar pertama di dunia. Korporasi/perusahaan ini sebegitu besarnya sampai-sampai punya angkatan bersenjata sendiri. Perusahaan itu adalah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). VOC inilah perusahaan pertama di dunia yang secara resmi menerbitkan saham, dan diperdagangkan di bursa saham Amsterdam.
Wednesday, June 10, 2015
Apa Itu Saham?
Well, berhubung ini blog tentang investasi saham, tentu saja kita harus paham tentang apa itu saham. Saham adalah satuan nilai yang mengacu pada kepemilikan suatu perusahaan (ini aga nyontek Wikipedia sebenarnya. Tapi, yah kalo memang saya setuju lalu mau gimana lagi? hehe).
Artinya, jika kita membeli saham suatu perusahaan maka kita menjadi bagian dari pihak-pihak yang memiliki perusahaan . Ya, kita memiliki perusahaan tersebut. Tentu saja sesuai jumlah porsi saham yang kita miliki. Misal
Tentang Pasar Modal
Setelah kita memahami tentang apa itu saham, maka selanjutnya kita juga perlu memahami tempat saham itu diperjual belikan, yaitu Pasar Modal.
Tidak semua saham perusahaan bisa diperjual belikan secara bebas kepada publik. Pernah baca suatu nama perusahaan dengan akhiran "Tbk"? misalnya PT. Unilever Indonesia Tbk. Nah, "Tbk" (singkatan dari kata "Terbuka") menandakan bahwa saham perusahaan itu bisa diperjual belikan secara umum. Di mana kita bisa membeli sahamnya? Tentunya di Pasar Modal.
Friday, June 5, 2015
Multi Bintang Indonesia, Si Bintang Jatuh di Langit Bursa
Terlepas dari isu religius, saham-saham bir di Bursa Efek Indonesia dikenal mempunyai kinerja fundamental yang bagus. Sejauh ini baru ada 2 emiten perusahaan bir, yaitu Multi Bintang Indonesia (MLBI) dengan produk andalan "Bintang Pilsener" serta Delta Djakarta (DLTA) dengan produk andalannya "Anker".
Sejatinya, sifat pasar bir tidak berbeda jauh dengan rokok yang sudah mapan: mereka punya basis massa penggemar yang kuat. Tanyakan saja tentang bir dari Indonesia pada anak-anak muda yang lagi nongkrong, maka mereka pasti akan menyebut kedua merk diatas sebelum menyebut merk-merk lainnya. Belum lagi para wisatawan luar negeri, terutama yang mengunjungi Bali. Bagi mereka kata "Bintang" bermakna bir, bukan benda langit.
Sejatinya, sifat pasar bir tidak berbeda jauh dengan rokok yang sudah mapan: mereka punya basis massa penggemar yang kuat. Tanyakan saja tentang bir dari Indonesia pada anak-anak muda yang lagi nongkrong, maka mereka pasti akan menyebut kedua merk diatas sebelum menyebut merk-merk lainnya. Belum lagi para wisatawan luar negeri, terutama yang mengunjungi Bali. Bagi mereka kata "Bintang" bermakna bir, bukan benda langit.
Thursday, May 28, 2015
Pengalaman Memilih Perusahaan Sekuritas
Halo sahabat investor,
Ini adalah artikel pertama saya di Blog tentang Value Investing. Nah, berhubung ini adalah postingan pertama, maka saya pikir ada baiknya jika yang saya bahas pertama kali adalah tentang pengalaman saya pertama kali masuk ke pasar saham.
Saya sudah lama tertarik untuk masuk ke dunia pasar modal semenjak saya sangat muda, kalau tidak salah sejak SMP. Waktu itu saya sudah tertarik dengan film-film Wallstreet Drama. Biasanya karakter-karakter dalam film model begitu digambarkan sebagai orang-orang dengan pakaian perlente, berdasi dan dengan suara sepatu mereka yang khas melangkah dan berdiri di depan monitor besar yang ada gambar segitiga warna merah dan hijau silih berganti disamping angka-angka yang terus berubah tiap detik. Seringkali juga mereka digambarkan berteriak-teriak baik secara langsung maupun via telepon kepada pialang saham di Gedung Bursa Saham New York: "Sell!" dan "Buy!"
Subscribe to:
Posts (Atom)