Kalo akhir-akhir ini kita lihat IHSG tampak anjlok karena perlambatan ekonomi negara, maka ada lagi yang lebih anjlok, yaitu sektor pertambangan batubara. Ya, seperti yang sudah di bahas pada postingan yang ini, anjloknya harga saham emiten batubara malah sudah terjadi dari tahun 2010-2012. Oleh karena harga minyak yang turun, batubara sebagai substitusi minyak juga mau ga mau ikutan turun. Dampaknya ya, kinerja emiten sektor ini jadi jeblok.
Tapi, namanya pasar saham, seringkali suka melebih-lebihkan berita. Memang sektor ini lagi lesu, tapi bukannya semua perusahaan batubara bakal kolaps. Sebagian diantara mereka justru masih mampu meraup laba (ingat, sektornya sedang lesu, maka jika ia masih mampu mencetak laba, itu berarti dia adalah super company).
Lagipula, yang sering digembar-gemborkan di media sebenarnya juga mengecoh. Misal: "Laba Emiten XXX turun 13 persen dari peride sebelumnya". Orang lalu serta merta menganggap kinerja perusahaan semuanya jelek, lalu menjual saham, lalu akhirnya harganya turun. Padahal kalau kita telaah lagi: Oke, labanya turun dari periode sebelumnya. Tapi tetap untung kan? Lagipula, ketika mencetak laba, maka ekuitas perusahaan juga naik kan? Ekuitas tetap bertumbuh, hanya saja kecepatan pertumbuhannya berkurang.
Kita ga bisa menyalahkan fenomena semacam itu. Justru disitulah kita bisa meraih keuntungan secara maksimal dengan menguasai saham-saham yang undervalued, untuk kemudian dilepas ketika harganya sudah (kelewat) tinggi. Nah, kali ini kesempatan itu tersebar luas di sektor batubara. Berikut daftar emiten sektor ini:
Tapi, namanya pasar saham, seringkali suka melebih-lebihkan berita. Memang sektor ini lagi lesu, tapi bukannya semua perusahaan batubara bakal kolaps. Sebagian diantara mereka justru masih mampu meraup laba (ingat, sektornya sedang lesu, maka jika ia masih mampu mencetak laba, itu berarti dia adalah super company).
Lagipula, yang sering digembar-gemborkan di media sebenarnya juga mengecoh. Misal: "Laba Emiten XXX turun 13 persen dari peride sebelumnya". Orang lalu serta merta menganggap kinerja perusahaan semuanya jelek, lalu menjual saham, lalu akhirnya harganya turun. Padahal kalau kita telaah lagi: Oke, labanya turun dari periode sebelumnya. Tapi tetap untung kan? Lagipula, ketika mencetak laba, maka ekuitas perusahaan juga naik kan? Ekuitas tetap bertumbuh, hanya saja kecepatan pertumbuhannya berkurang.
Kita ga bisa menyalahkan fenomena semacam itu. Justru disitulah kita bisa meraih keuntungan secara maksimal dengan menguasai saham-saham yang undervalued, untuk kemudian dilepas ketika harganya sudah (kelewat) tinggi. Nah, kali ini kesempatan itu tersebar luas di sektor batubara. Berikut daftar emiten sektor ini:
PTBA | BUMI | KKGI |
TOBA | BYAN | HRUM |
ADRO | GTBO | CNKO |
ARII | MBAP | PKPK |
ATPK | SMMT | |
BORN | TKGA | |
BRAU | SIAP | |
BSSR | ITMG |
Nah karena terlalu banyak. Seperti biasa emiten-emiten tersebut akan kita filter. Tentu saja filternya adalah kemampuan perusahaan untuk tetap mencetak laba. Emiten yang berhasil melakukan itu di kuartal 2 2015 ini adalah:
- PTBA
- TOBA
- ADRO*
- BSSR*
- MBAP*
- ITMG
- KKGI
- HRUM
- CNKO
*ket: Menggunakan laporan keuangan Q1 karena LK Q2 belum terbit
emiten | Asset | Liabilitas | Ekuitas | Laba Bersih (Disetahunkan) |
PTBA | $1,103,612,971 | $466,219,275 | $637,393,696 | $115,241,594 |
ADRO | $6,366,983,000 | $3,050,045,000 | $3,316,938,000 | $237,920,000 |
TOBA | $281,811,839 | $135,892,221 | $145,919,618 | $30,517,766 |
BSSR | $162,746,624 | $64,841,673 | $97,904,951 | $32,671,744 |
MBAP | $86,407,142 | $33,887,278 | $52,519,864 | $25,384,620 |
ITMG | $1,245,339,000 | $359,623,000 | $885,716,000 | $57,649,000 |
KKGI | $97,106,950 | $22,400,950 | $74,706,000 | $6,532,342 |
HRUM | $406,847,224 | $45,158,593 | $361,688,631 | $7,085,810 |
emiten | jumlah saham beredar | harga per lembar saham | Kapitalisasi pasar | |
PTBA | 2,304,131,850 | Rp5,575 | Rp12,845,535,063,750.00 | |
ADRO | 31,985,962,000 | Rp490 | Rp15,673,121,380,000.00 | |
TOBA | 2,012,491,000 | Rp790 | Rp1,589,867,890,000.00 | |
BSSR | 2,616,500,000 | Rp1,110 | Rp2,904,315,000,000.00 | |
MBAP | 1,227,270,000 | Rp1,120 | Rp1,374,542,400,000.00 | |
ITMG | 1,129,930,000 | Rp8,750 | Rp9,886,887,500,000.00 | |
KKGI | 1,000,000,000 | Rp690 | Rp690,000,000,000.00 | |
HRUM | 2,703,620,000 | Rp995 | Rp2,690,101,900,000.00 | |
emiten | EAR | ROA | PER | PBV |
PTBA | 57.76% | 10.44% | 8.08 | 1.46 |
ADRO | 52.10% | 3.74% | 4.77 | 0.34 |
TOBA | 51.78% | 10.83% | 3.78 | 0.79 |
BSSR | 60.16% | 20.08% | 6.44 | 2.15 |
MBAP | 60.78% | 29.38% | 3.92 | 1.90 |
ITMG | 71.12% | 4.63% | 12.43 | 0.81 |
KKGI | 76.93% | 6.73% | 7.65 | 0.67 |
HRUM | 88.90% | 1.74% | 27.51 | 0.54 |
Dari data diatas, dapat kita simpulkan bahwa ADRO adalah saham paling murah. Namun untuk dari segi utang, maka ITMG, KKGI dan HRUM lah yang terbilang sangat baik. PBV PTBA masih sekitar 1.5. Namun mungkin hal ini bisa dimaklumi karena statusnya sebagai BUMN.
TOBA dan ITMG dikenal sangat suka bagi-bagi dividen yang tinggi. Sehingga potensi pertumbuhan kedua perusahaan ini jauh dibawah KKGI, HRUM dan PTBA
Saham perusahaan yang bergerak dibidang komoditas macam batubara memiliki siklus kinerja yang mengikuti harga komoditas tersebut. Oleh karena itu kinerjanya terbilang tidak stabil jika dibanding sektor 'anteng' lainnya, misalnya consumer goods. Prospek batubara sendiri sangat cerah. Mayoritas pembangkit listrik di negeri ini menggunakan batubara. Lagipula, penggunaan energi terbarukan faktanya sampai sekarang belum jalan-jalan juga, padahal gembar-gembornya udah dari dulu.
TOBA dan ITMG dikenal sangat suka bagi-bagi dividen yang tinggi. Sehingga potensi pertumbuhan kedua perusahaan ini jauh dibawah KKGI, HRUM dan PTBA
Saham perusahaan yang bergerak dibidang komoditas macam batubara memiliki siklus kinerja yang mengikuti harga komoditas tersebut. Oleh karena itu kinerjanya terbilang tidak stabil jika dibanding sektor 'anteng' lainnya, misalnya consumer goods. Prospek batubara sendiri sangat cerah. Mayoritas pembangkit listrik di negeri ini menggunakan batubara. Lagipula, penggunaan energi terbarukan faktanya sampai sekarang belum jalan-jalan juga, padahal gembar-gembornya udah dari dulu.
No comments:
Post a Comment