Pada tanggal 3 September kemarin, saham PT. Tanah Laut Tbk (INDX) dinyatakan disuspesi oleh otoritas bursa, setelah mengalami penurunan harga sebesar 61% dari Rp426 pada 6 Agustus 2015 menjadi 2 September 2015.
Kalau Anda membaca artikel saya tentang Emiten Maritim di sini, anda akan melihat bahwa kinerja INDX sebenarnya tampak paling kinclong di antara emiten pelayaran yang lain. Nyaris semua emiten di sektor tersebut menunjukkan kinerja yang tidak bisa dibilang baik, atau kalaupun meraih laba, laba tersebut tidaklah stabil dari tahun ke tahun. Mungkin hal ini masih bisa dimaklumi, karena mayoritas bidang usaha mereka adalah tidak jauh-jauh dari angkutan komoditas kecuali SMDR dan TMAS.
Dan kalau anda mencermati artikel itu juga, anda akan melihat bahwa saya menjanjikan untuk membahas dua perusahaan di kemudian hari, Yaitu INDX (TAnah Laut Tbk) dan PT. PELNI
PT PELNI, meskipun bukan perusahaan terbuka, namun perkembangannya belakangan jadi menarik karena tampak ada beberapa perubahan dalam manajemennya. Tapi saya memutuskan untuk menunda menulis tentang perusahaan tersebut lantaran Direkturnya (Bpk.Sulistyo Hardjito, mantan direktur pemasaran PT. KAI era Jonan) ternyata dicopot dan dipindah ke PT. Angkasa Pura.
Sementara INDX sendiri, saya agak ragu-ragu untuk membahas betapa profitnya perusahaan ini, terutama karena rata-rata perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama menunjukkan kinerja buruk. Lagipula, pergerakan harga sahamnya mirip detak jantung orang sekarat. perhatikan:
Kalau Anda membaca artikel saya tentang Emiten Maritim di sini, anda akan melihat bahwa kinerja INDX sebenarnya tampak paling kinclong di antara emiten pelayaran yang lain. Nyaris semua emiten di sektor tersebut menunjukkan kinerja yang tidak bisa dibilang baik, atau kalaupun meraih laba, laba tersebut tidaklah stabil dari tahun ke tahun. Mungkin hal ini masih bisa dimaklumi, karena mayoritas bidang usaha mereka adalah tidak jauh-jauh dari angkutan komoditas kecuali SMDR dan TMAS.
Dan kalau anda mencermati artikel itu juga, anda akan melihat bahwa saya menjanjikan untuk membahas dua perusahaan di kemudian hari, Yaitu INDX (TAnah Laut Tbk) dan PT. PELNI
PT PELNI, meskipun bukan perusahaan terbuka, namun perkembangannya belakangan jadi menarik karena tampak ada beberapa perubahan dalam manajemennya. Tapi saya memutuskan untuk menunda menulis tentang perusahaan tersebut lantaran Direkturnya (Bpk.Sulistyo Hardjito, mantan direktur pemasaran PT. KAI era Jonan) ternyata dicopot dan dipindah ke PT. Angkasa Pura.
Sementara INDX sendiri, saya agak ragu-ragu untuk membahas betapa profitnya perusahaan ini, terutama karena rata-rata perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama menunjukkan kinerja buruk. Lagipula, pergerakan harga sahamnya mirip detak jantung orang sekarat. perhatikan:
Harga saham INDX mencapai puncaknya tanggal:
- 1. 21 Mei 2012
- 2. 18 April 2013
- 3. 15 Desember 2014
And you know what?
- 1. Laporan keuangan INDX 2011 dirilis tanggal 7 Febuari 2012, tapi sahamnya disuspensi dari 14 Februari 2011 sampai 3 Mei 20122.
- Laporan Keuangan INDX 2012 dirilis beberapa hari sebelum sahamnya mulai naik tinggi pada April 2013.
- Pola di atas tidak berulang pada 2014. Tahun itu sedang ada Pemilu, dimana Pak Jokowi mencanangkan program tol laut. Pasca terpilihnya Jokowi, harga INDX kembali meroket.
- Dari 2009 sampai sekarang, INDX sudah 2 kali menerbitkan saham baru melalui PEnawaran Umum Terbatas.
- Perusahaan ini dulu bernama Indoexchange, yang bergerak di bidang IT. Meski sudah banting setir ke perusahaan pelayaran, namun pada laporan keuangan 2010 hingga 2013 nampak bahwa perusahaan masih melayani urusan IT terutama dengan Induknya saat itu, Integrax Berhad. Dari info di situs BEI juga masih menunjukkan kebingungan atas fokus usaha perusahaan ini (bandingkan antara bagian "bidang usaha utama", "sub sektor" dan "anak perusahaan").
- Jumlah karyawannya hanya berkisar 10-13 orang.
- Hobi disuspensi karena harga saham cepat naik atau cepat turun.
- Beberapa kali muncul akun "laba pro forma" pada laporan keuangannya. akun model begini adalah pertanda manipulasi. Laba pro forma adalah Laba yang, menurut perkiraan (tentu saja tidak jelas), akan diraih suatu perusahaan JIKA SAJA tidak terjadi suatu peristiwa tertentu pada perusahaan itu. Jadi laba pro forma adalah laba yang tidak pernah ada.
- Laporan keuangan 2010 dan 2013 tidak disertai lembar pernyataan dari auditor independen. Disclaimer?
Kalau anda masih ingin berspekulasi, maka sebaiknya tunggu hingga mendekati tanggal rilis laporan keuangan 2015 pada awal tahun depan. Biasanya, sesuai pola, sahamnya akan melejit lebih dari 4 kali lipat. Tapi ingat, ketika sudah naik begini maka biasanya saham akan disuspensi, jadi kemungkinan anda juga tidak menikmati puncak harganya, malahan ikut melorot.
No comments:
Post a Comment