Seperti kita tahu, value investor biasanya mengambil saham-saham yang dicampakkan (atau minimal diabaikan) oleh orang-orang lain di pasar modal. Tentu sebelum masuk ke saham tersebut, ada hitung-hitungan yang dibuat:
- Hitung-hitungan matematis
Yang ini hitung-hitungan standar, yaitu rasio-rasio laporan keuangan. Mudah untuk dipelajari (kalau niat), karena banyak yang membahasnya di internet, baik blog dalam negeri maupun luar negeri. - Membaca perilaku/kata-kata manajemen/majority shareholder.
Yang ini, sama pentingnya dengan dengan hitung-hitungan laporan keuangan. Dibutuhkan sedikit pemahaman tentang logika hukum (terutama hukum korporasi). Sepertinya yang membahas hal ini masih sedikit. Mudah-mudahan di kesempatan lain saya bisa membahasnya di blog saya.
Nah begitu sudah memahami 2 hitung-hitungan di atas, dan yakin tentang sahamnya, value investor yang baik harusnya sudah percaya diri dengan temuannya dan langsung membeli saham tadi. Namun, sebenarnya perjuangan seorang investor tidak berhenti di situ. Masih ada ujian yang paling berat: menghadapi pendapat banyak orang tentang saham yang dibelinya.
Seringkali yang menyusahkan bukanlah di hitung-hitungan secara valuasi tadi, melainkan menumbuhkan sikap percaya diri akan saham yang sudah dibeli. Saya sendiri misalnya, juga menghadapi hal ini ketika memilih salah satu saham paling kontroversial di BEI.
Bayangkan kalau anda, setelah membeli saham yang anda yakin bagus, lalu mencek komentar-komentar di forum-forum saham online, dan yang anda dapati adalah komentar seperti ini untuk saham yang anda pilih:
Seringkali yang menyusahkan bukanlah di hitung-hitungan secara valuasi tadi, melainkan menumbuhkan sikap percaya diri akan saham yang sudah dibeli. Saya sendiri misalnya, juga menghadapi hal ini ketika memilih salah satu saham paling kontroversial di BEI.
Bayangkan kalau anda, setelah membeli saham yang anda yakin bagus, lalu mencek komentar-komentar di forum-forum saham online, dan yang anda dapati adalah komentar seperti ini untuk saham yang anda pilih:
satu...dua...tiga.... lalu yang komentar-komentar sejenis yang lain menyusul, anda mulai muak:
Ok, mungkin sampai di tahap ini masih bisa bertahan, karena posting-posting di atas kata-katanya terlalu kasar, anda bisa saja menganggapnya omong kosong. Tapi ada juga komentar kontra dengan nada yang lebih 'smart':
Malah ada yang bicara tentang hal teknis, menyarankan anda untuk memperhatikan rasio-rasio standar yang biasa dipakai untuk valuasi saham (yang tentu saja tidak berlaku untuk BUMI):
Sampai di tahap ini, tangan anda bergetar. Siap-siap buka Aplikasi online trading, pencet tombol 'Sell'... Apalagi dapat penjelasan yang sangat nalar berikut ini:
Selesai sudah, anda jual semua saham anda yang awalnya anda sukai tersebut. Jual habis. Komentar dari orang-orang di forum online nampaknya masuk akal, jauh lebih masuk akal dari perhitungan anda sendiri.
Di kemudian hari anda mendapati bahwa saham yang anda jual tersebut ternyata naik hingga 300%-400%, karena pihak manajemen melakukan tindakan yang tepat seperti perhitungan anda (untuk kasus BUMI, anda seharusnya memperhitungkan kata-kata dan perilaku manajemen serta grup-grup besar yang berkepentingan dengan saham BUMI, tidak hanya laporan keuangan yang dibikin minus. Dari sini anda bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi kedepannya).
Di kemudian hari anda mendapati bahwa saham yang anda jual tersebut ternyata naik hingga 300%-400%, karena pihak manajemen melakukan tindakan yang tepat seperti perhitungan anda (untuk kasus BUMI, anda seharusnya memperhitungkan kata-kata dan perilaku manajemen serta grup-grup besar yang berkepentingan dengan saham BUMI, tidak hanya laporan keuangan yang dibikin minus. Dari sini anda bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi kedepannya).
Dan lalu, orang yang sama yang menghujat dulu, berbalik mengelu-elukan saham tadi. Seolah-olah dia menderita bipolar, mood swing-nya besar sekali dalam waktu singkat:
Bersiaplah menghadapi situasi-situasi semacam ini, ketika anda mulai menganalisis saham anda sendiri tanpa rekomendasi kiri-kanan. Mungkin cara terbaik adalah dengan tidak ngobrol saham sama sekali, terutama di dunia maya.
No comments:
Post a Comment